Lupus Eritematosus Sistemik
Tanya:
Saya seorang wanita sering mengalami kelelahan yang luar biasa, sakit kepala dan muncul ruam kemerahan yang berbentuk seperti kupu-kupu pada wajah yang menutupi pipi dan hidung serta mengalami sakit kepala serta nyeri sakit kepala yang hebat. Dokter memberi diagnose yaitu Lupus Eritematosus Sistemik. Bagaimana peranan product Morinda dalam mengatasi hal tersebut diatas?
Jawab:
Lupus adalah istilah dari bahasa latin yang berarti Serigala. Hal ini disebabkan penderita umumnya memiliki ruam merah berbentuk kupu-kupu di pipi yang serupa di pipi serigala (berwarna putih). Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) yang dikenal sebagai Lupus. Eritomatosus artinya kemerahan, sedangkan sistemik bermakna menyebar luas ke berbagai organ tubuh.
Diperkirakan 1 juta penduduk Indonesia menderita LES. Penderita Lupus yang didata oleh YLI (Yayasan Lupus Indonesia) ada sekitar 10.114 Odapus (Orang Dengan Lupus), berumur antara 15-45 tahun, 90 persen adalah perempuan muda dan sisanya 10 persen laki-laki dan anakanak. Di dunia terdeteksi penyandang penyakit Lupus mencapai 5 juta orang dan lebih dari 100 ribu kasus baru terjadi setiap tahunnya. Bangsa Afrika dan Asia lebih rentan dibandingkan kulit putih. Di Amerika Serikat lebih sering terjadi pada orang Asia (18-24 tiap 100.000), orang kulit hitam (4 tiap 100.000) dan lebih sering pada orang Cina dan Asia
Tenggara. Lupus merupakan penyakit infl amasi (peradangan) kronis yang menyerang berbagai bagian tubuh, terutama kulit,
persendian, darah, dan ginjal. Penyebab Lupus merupakan gabungan beberapa faktor yaitu :
• Keturunan hanya 10%.
• Faktor lingkungan yaitu Sinar matahari—>merubah DNA dermis —-> mempercepat apoptosis sel – sel kulit.
• Emosi
• Penggunaan Obat yang berlebihan seperti: Hidralazin, Prokainamid, Isoniazid, Hidantoin, Klorpromazin, Metildopa.
• Hormon sex wanita : pria = 9:1, Menarche : Menopause = 3:1
• Infeksi virus, bakteri
• Diet tinggi lemak jenuh
Adapun gejala Lupus yaitu :
1. Gejala subyektif : demam, tiada napsu makan, nyeri otot, nyeri sendi dan badan terasa lemah.
2. Kelainan kulit
• 30% penderita mengalami gejala kulit —-> 65% diantaranya memiliki gejala yang sama yaitu —–> 30%- 50% mengalami bercak kulit bentuk kupu-kupu sebagai tanda klasik.
• Beberapa berupa bercak merah yang disebut sebagai lupus discoid.
• Alopecia (botak) serta luka pada: mulut, hidung, saluran kemih dan vagina.
3. Otot dan sendi.
• Artritis lupus tidak menyebabkan kerusakan sendi. Kurang 10% yang mengalami gangguan sendi tangan dan kaki.
• Dapat terjadi pada lebih dari 90% anak dengan LES.
• Umumnya simetris, pada beberapa sendi besar maupun kecil.
• Biasanya sangat responsif terhadap terapi dibandingkan dengan kelainan organ yang lain pada LES.
4. Hematologi
• Anemia terjadi lebih 50% kasus. Kelainan hematologi yang sering
terjadi adalah limfopenia, anemia, trombositopenia, dan lekopenia.
• Kelainan hematologi ini bisa oleh karena Lupus, bisa juga karena efek samping terapi obat
5. Jantung
• Penderita Lupus dapat mengalami kelainan jantung seperti perikarditis, miokarditis dan endokarditis. Aterosklerosis lebih sering terjadi dan perkembangannya lebih cepat dibanding pada non lupus.
6. Paru
• Kelainan paru berupa pleuritis, efusi pleura, pneumonia, Hipertensi pulmonal, emboli paru dan perdarahan paru.
7. Renal
• Hematuria atau proteinuria sebagai gejala kelaianan ginjal. Gangguan ginjal akut dan kronis berupa lupus nephritis yang dapat menuju ke gagal ginjal akut atau gagal ginjal stadium akhir. Karena diagnosa dan penanganan dini Lupus,maka gagal ginjal stadium dini terjadi hanya kurang dari 5%.
8. Neuropsikiatri
• Gejala neuropsikiatri dapat berupa gejala sistem saraf pusat dan saraf perifer. Gejala neuropsikiatri pada lupus yang paling sering adalah sakit kepala, disfungsi kognitif, gangguan mood, kelainan serebrovaskular, kejang, polineuropati, kecemasan dan psikosis .
9. Neurologi
• Kelainan neruologi pada Lupus berpengaruh secara nyata terhadap kesakitan dan kematian. Gejala neurologi berupa neuropsikiatri sistemik lupus eritematosus (NPSLE). Salah satu kelainan ini adalah kerusakan berat pada epitel sel dari barier pembuluh darah-otak (kelainan susunan saraf pusat). Gejala neurologi berupa : sakit kepala, depresi, kejang, gangguan kognitif (kehilangan memori), gangguan mood, kelainan serebrovaskular, polineuropati, kecemasan, psikosis dan gangguan yang terberat adalah gangguan personal. Tapi lebih 60% wanita yang menderita Lupus mengalami depresi.
10. Reproduksi
• LES dapat merupakan satu penyulit kehamilan, dimana mempunyai potensi untuk mengakibatkan kematian janin, kelahiran preterm maupun kelainan pertumbuhan janin.
• Bayi yang lahir dari ibu yang mengindap LES dapat menyebabkan lupus eritematosus neonatal, walaupun kejadiannya jarang (1:20.000 kelahiran hidup). Bayi baru lahir dari ibu penderita Lupus, mengalami gejala Lupus umumnya berupa Lupus diskoid. Kadang berupa gangguan sitemik seperti gangguan jantung dan hepatosplenomegali.
Tapi Lupus neonatus biasanya tidak ganas dan sembuh sendiri. Angka kelahiran hidup pada penderita Lupus diperkirakan 72%.
Adapun Treatment TNBB yang dapat diberikan yaitu :
Tahitian Noni Liquid Supplement : Interval frekwensi per 3 jam dengan 60 ml per hari ( 6 x 60 ml )
Morinda Extra : Interval frekwensi per 4 jam per hari ( 4 x 60 ml)
Maxidoid : 3 x 60 ml ( pagi, siang dan malam)
Dan jangan lupa untuk mengkonsumsi air putih hangat minimal 3 liter / hari karena Morinda Bioactive Beverage mudah larut dalam air dan komunikasi antar sel didalam tubuh dapat saling tercipta dengan baik.
1. Preventif
– Superantioksidan :
• Sebagai anti oksidan eksogenous yang dapat mengaktifkan antioksidan endogenous (antioksidan di dalam tubuh).
• Imunomodulator.
2. Kuratif
• TNBB mempunyai zat bioaktif utama. Iridoid dapat bekerja di tingkat gen yang dapat memperbaiki kerusakan sel. Iridoid bersifat sebagai adaptogen. Autoimun merupakan reaksi hipersensitif sistem imun tubuh terhadap sel normal.
• Iridoid dapat menghambat reaksi yang berlebihan. Iridoid sebagai anti inflamasi (anti peradangan) yang poten dapat memperbaiki kerusakan sel.
• Analgesik yang kuat karena TNBB memiliki efek setara 70% morphin alam.
3. Promotif
• TNBB tidak mempunyai efek samping dan aman bagi ibu hamil dan dapat dikomsumsi sebagai maintenance bagi penderita SLE.
• TNBB sebagai nutriceutikal alami yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh —-> Baik untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh —–> mencegah kasus residif (kekambuhan).
Terapi Suportif yang dapat diberikan yaitu :
► Doa —-> aktivitas spiritual.
► Odapus (Orang dengan Lupus) perlu perbaikan gaya hidup agar tidak sering kambuh.
► Cukup istirahat.
► Bekerja normal ketika lupus sedang terkontrol baik.
► Menghindari (meminimalkan) paparan matahari,
► Mengatur diet dan nutrisi.
► Mengelola stress.